Karakteristik instrumen dibagi menjadi dua sub kategori, yaitu karakteristik statik (static characteristic) dan karakteristik dinamik (dynamic characteristic).
Karakteristik statik suatu instrumen didapatkan dari suatu proses kalibrasi statik dengan semua masukan yang mungkin untuk tetap dipertahankan nilainya, kecuali satu masukan saja yang diubah. Masukan yang diubah tersebut kemudian menjadi suatu perhatian untuk diubah dalam beberapa rentang nilai konstan yang tentunya akan mengubah nilai keluaran. Instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk melakukan proses kalibrasi minimal mempunyai tingkat keakuratan sepuluh kali jika dibandingkan dengan instrumen yang ingin dikalibrasi. Beberapa karakteristik statik yang terdapat pada instrumen antara lain adalah
b. Presisi (precission): derajat kebebasan suatu instrumen dari suatu kesalahan acak, jika sejumlah data yang banyak diambil pada kuantitas yang sama, kemudian persebaran datanya kecil, maka instrumen tersebut semakin presisi. Suatu instrumen kemungkinan memiliki presisi tinggi dan akurasi rendah atau sebaliknya.
c. Linearitas (linearity): suatu instrumen umumnya diinginkan memiliki sifat yang linear, keluaran instrumen proporsional dengan nilai besaran yang diukur. Linearitas menunjukkan besaran simpangan maksimum tiap titik kalibrasi terhadap garis lurus kurva kalibrasi.
d. Ambang (treshold): nilai masukan terkecil yang dapat menyebabkan perubahan pada keluaran instrumen.
e. Resolusi (resolution): perubahan nilai masukan terkecil yang meyebabkan perubahan pada nilai keluaran.
f. Histeresis (hysteresis): ketidakberimpitan yang muncul pada kurva pembebanan dan kurva pengurangan beban.
g. Dead space: rentang nilai masukan untuk rentang nilai keluaran tertentu.
h. Sensitivitas statik (static sensitivity): secara sederhana diartikan sebagai kemiringan kurva kalibrasi (gradien).
Karakteristik dinamik suatu instrumen menjelaskan perilaku antara perubahan besaran terhadap perubahan waktu yang diperlukan instrumen hingga mencapai kondisi tunaknya. Karakteristik ini diperlukan untuk memahami pemodelan matematis dari sistem atau sering disebut dengan dinamika sistem (system dynamic). Pemodelan matematis yang diterap kan pada suatu instrumen dapat menentukan apakah suatu instrumen tersebut tergolong sistem orde nol, satu, dua atau tiga.
sumber: en.wikipedia.org |
referensi
Fraden, Jacob. Handbook of Modern Sensor. Springer, United States of America, 2009.
Ernest O. Doebelin. Sistem Pengukuran: Aplikasi dan Perancangan. Erlangga, Jakarta, 1992.
Karakteristik Statik dan Karakteristik Dinamik suatu Instrumen Pengukuran
Reviewed by Penulis
on
سبتمبر 29, 2020
Rating:
ليست هناك تعليقات: